Polemik Rumah Bantuan Desa Garot: Penerima Bantah Tudingan TPK, Proyek Terancam Mandek

BERITA UTAMA4034 Dilihat

TKN94.COM,, Bireuen
Penerima rumah bantuan di Desa Garot, Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen, Zulfadli, dengan tegas membantah tudingan Ketua Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), Zulkifli, yang menyebutkan adanya intervensi dari Ketua Tuha Peut dalam proses pembangunan rumah bantuan tersebut. Zulfadli menegaskan bahwa perubahan desain rumah, seperti jendela dan pintu, sepenuhnya atas permintaannya sendiri tanpa campur tangan pihak lain, termasuk Tuha Peut yang merupakan adik kandungnya.

“Itu fitnah. Perubahan sedikit pada desain adalah keinginan saya sendiri, tidak ada intervensi dari siapapun,” tegas Zulfadli saat ditemui di kediamannya di Desa Garot pada Jumat (25/1/2025), didampingi beberapa warga lainnya.

Rumah bantuan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG) Tahun 2024 ini, menurut Zulfadli, merupakan hasil musyawarah bersama. Ia mengingatkan bahwa pembangunan rumahnya yang telah mencapai 70 persen seharusnya dilanjutkan, bukan dihentikan sepihak. “Jika ada perubahan kecil, TPK seharusnya membicarakannya dengan saya, bukan mempublikasikan tudingan melalui media,” ujarnya.

Zulfadli juga mengungkapkan bahwa bahan material seperti batu gajah untuk pondasi yang dibeli oleh TPK ternyata tidak bisa digunakan, sehingga ia harus membeli bahan pengganti dengan dana pribadi. Hal ini semakin memperburuk kondisi pembangunan rumah bantuan yang sudah terhenti.

Selain itu, Zulfadli mempersoalkan anggaran pembangunan rumah yang tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Dari total anggaran sebesar Rp15 juta yang tercantum dalam RAB, hanya Rp13,5 juta yang diterima. “Jika anggaran tidak sesuai RAB, saya tidak akan menandatangani serah terima rumah,” tegasnya.

Ketua Tuha Peut Desa Garot, Muzni Muhammad, juga membantah tudingan adanya intervensi dari pihaknya terkait pembangunan rumah bantuan untuk Zulfadli, yang merupakan abang kandungnya. Ia mengakui sempat membantu dalam pengadaan kebutuhan material karena proyek sering terhambat akibat kekurangan bahan. “Harapan saya, pembangunan rumah bantuan ini segera dilanjutkan agar keluarga Zulfadli tidak lagi terlantar,” katanya.

Sementara itu, Ketua TPK, Zulkifli, belum memberikan tanggapan resmi terkait bantahan Zulfadli. Polemik ini semakin mencuat di tengah harapan masyarakat agar proyek rumah bantuan berjalan transparan dan tepat sasaran.

(Chan)

PEMKO BINJAI PEMKO BINJAI

Komentar