TARGETKASUSNEW.COM,Rohul. – Aksi Unjuk Rasa anak kemenakan Suku Melayu Tambusai – Kuala Mahato KM 11 Tambusai Utara Rohul Riau , ratusan pengunjuk rasa melakukan aksi di Kantor Kebun PT.Torganda Tambusai Timur pada Selasa (16/1/2024) sekira pukul 09.00 wib ,
Pantauan awak media Target Kasus New.Com . di lapangan , tampak ratusan para pengunjuk rasa yaitu menyampaikan , mosi tak percaya terhadap manajemen PT Torganda yang selama ini mengelola Kebun Plasma Persukuan Melayu Tambusai.
“Dalam aksi tersebut Msyarakat juga mengungkapkan niat kuat untuk mengambil alih sendiri pengelolaan lahan perkebunan sebagai langkah untuk menyelamatkan kebun serta meningkatkan kesejahteraan kita semua untuk ke depannya ,” beber pengunjuk rasa .
“Atas Ketidak puasan masyarakat , selama ini kurang transparanan nya dari pihak manajemen PT Torganda , baik terkait tentang biaya operasional perawatan kebun yang terus meningkat, sementara itu hasil kebun menunjukkan terus penurunan ,” terang nya lagi .
Pada saat aksi protes tersebut , para pengunjuk rasa juga menyampaikan , rencana untuk mengirim surat kepada BPDPKS ( Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit ) di bawah naungan Kementerian Keuangan , yaitu untuk meminta audit independen terhadap pengelolaan kebun plasma oleh pihak PT Torganda, “Papar Nya .
Sekdes Mahato AZALl juga mengungkapkan kekecewaan nya , Dia sampaikan dalam aksi tersebut , “Dulu nya , harga sawit hanya Rp920 pada zaman DL Sitorus, namun hasilnya mencapai lebih dari Rp 3 juta , padahal sekarang, harga sawit naik menjadi Rp.2.000/Kg, hasil yang diterima masyarakat hanya Rp800 ribu perbulan , apakah ini pantas kami terima ??,” kata AZALI dengan nada kesal .
H.ANASRI ,S.Pd ( mantan kades Mahato ) saat ini sebagai Datuk Bandaro Persukuan Melayu Tambusai Kuala Mahato , juga buka suara , beliau menjelaskan tentang lahan Persukuan Melayu Tambusai , bahwasanya kita telah menjalankan kerjasama dengan PT Torganda sejak tahun 1998 , yaitu melalui Pola PIR ( Perkebunan Inti Rakyat ) , intisari nya dalam kesepakatan awal, masyarakat mendapatkan 60 Persen hasil , sedangkan perusahaan mendapatkan 40 Persen hasil , dari sebanyak luas lahan 1.900 Ha ,” ucap H ANASRI ,S.Pd lagi .
H ANASRI lebih lanjut jelaskan , masyarakat memiliki lahan Plasma seluas 1.083 Ha, terbagi di Afdeling 14 (800 Ha) dan Afdeling 7 (200 Ha), dengan jumlah peserta mencapai 600 orang .
“Komitmen awal kerjasama , tentang perawatan kebun dan pemupukan, termasuk pembayaran hasil kebun plasma , pada pertengahan bulan, berjalan dengan baik , namun sejak tahun 2017, kebun Pola Plasma tidak lagi terurus sehingga hasilnya jauh sekali dari standar perkebunan ,” pungkasnya .
“Al hasil kebun tidak terawat sama sekali , pembayaran hasil sering diundur, dan hasil semakin kecil tidak memuaskan , ini lah keluhan masyarakat kita , jika dibandingkan dengan Kebun Plasma lain di Rokan hulu ini , sangat-sangat jauh sekali , inilah yang membuat kami ingin mengambil alih kebun ini , dengan mengelolanya sendiri , agar hasil panen meningkat seperti Kebun Plasma lainnya di Rohul,” harap H ANASRI ,S.Pd menegaskan .
FIRIADI sebagai Kepala Desa Mahato , juga menyampaikan, bahwa keinginan masyarakat untuk mengelola sendiri kebun plasma yang selama ini bekerja sama dengan PT Torganda telah melalui musyawarah – mufakat , bersama datuk adat serta anak kemenakan , ” ulas FlRIADI .
Kades FIRIADI menegaskan bahwa : pemerintah desa selalu menerima banyak laporan dan keluhan dari masyarakat Mahato , kita prihatin sekali terhadap kondisi kebun plasma persukuan Melayu Tambusai Kuala Mahato , yang kini mulai hancur akibat tidak terawat , semenjak di kelola oleh manajemen baru PT Torganda , mereka sering kali membuat kebijakan yang merugikan peserta Kebun Plasma ,” papar Firiadi .
” Sambung Firiadi , Sangat Banyak laporan masyarakat , selama kebun di kelola oleh manajemen baru, ada saja kebijakan yang dibuat sesuka hati nya . salah satu contoh yaitu : terkait PHK karyawan yang pembayaran pesangonnya dibebankan kepada anggota pola PIR , sama sekali ini tidak masuk akal, karena mereka mem-PHK bukan atas kesepakatan dengan peserta pola PIR, melainkan kebijakan perusahaan sepihak , tetapi anehnya, itu dibebankan kepada anggota ,” jelas Firiadi lagi .
Firiadi menilai langkah untuk mengambil alih kebun plasma dari pengelolaan PT Torganda sangat tepat sekali , untuk menyelamatkan kebun tersebut , dengan pengelolaan sendiri, diharapkan hasilnya bisa maksimal dan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Kuala Mahato ,” tegas Firiadi .
“Kita dari pemerintah desa Mahato , sangat mendukung sepenuhnya , baik lahir dan batin, karena jika kondisi ini dibiarkan terus, 10 tahun ke depan, anak kemenakan kami yang ada di desa Mahato bisa-bisa jadi gelandangan ,” tutup Firiadi kesal dengan nada agak emosi .
( EYT )


Komentar